Tidakkah hal itu membuat mu merasa gembira? Tidakkah hal itu akan memberi mu sebuah harapan baru? Tidakkah kau ingin menemukan potensi mu yang masih tersembunyi? Tidakkah kau ingin memanfaatkan semua anugrah yang telah diberikan oleh sang Pencipta? Tidakkah kau ingin mengubah nasib, takdir, atau jalan hidup mu? Sudahkah anda membayar pajak hari ini?
Ok... kembali ke... otak. Dulu aku mengira... ukuran kepala itu punya pengaruh yang besar terhadap tingkat kepintaran. Kenapa aku sampe punya pikiran sesat seperti itu? Pikiran itu aku dapat dari hasil penelitian, dan pengamatan terhadap beberapa subjek terdekat yang bisa aku temukan. Kalo kuperhatikan, orang-orang pintar itu punya ukuran kepala yang rada lebar dan besar.
Tapi fakta dan data menunjukkan bahwa, teori dan kesimpulan sesat ku itu ternyata memang sesat, lagi menyesatkan. Setidaknya menurut buku ini... Maximize Your Brain Power. Hubungan antara ukuran otak, dengan tingkat kecerdasan atau kepintaran itu memang ada... pada hewan, bukan human. Pendapat ini bukan didapat dari pengamatan asal-asalan, seperti yang ku lakukan.
Melainkan... berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, terhadap berbagai jenis otak hewan. Dari hasil penelitian tersebut... Lumba-lumba telah dinobatkan sebagai hewan terpintar di dunia. Menurut para ahli, lumba-lumba punya ukuran otak terbesar dibanding hewan jenis lain. Hal itu, yang menyebabkan lumba-lumba memiliki kecerdasan diatas rata-rata.
So, fakta ini seharusnya menjadi kabar menggembirakan bagi kita-kita, yang sering menyalahkan ukuran kepala di bawah standard-lah, yang menyebabkan kita susah kalo disuruh mikir. Kabar ini juga harusnya membuat kite makin yakin bahwa, mitos yang mengatakan ukuran adalah segalanya... adalah salah. Bukan ukuran yang penting, tapi kekuatan. Buat apa besar kalo kaga kuat, betul?
Menurut buku ini, sebagian besar orang hanya menerima otak apa adanya. Ketidaktahuan kita mengenai otak, telah membuat kita menjadi takut untuk meng-otak-atik-otak. Tapi untung, akhir-akhir ini, makin banyak orang yang makin peduli, dan ingin tahu kebenaran mengenai kemampuan otak manusia. Banyak penelitian yang telah memberi data-data penting bagi kemajuan dan perkembangan otak manusia.
Tentang Otak
Tolong dicatat... aku ini bukan seorang dokter, bukan pula mahasiswa kedokteran. Aku juga bukan seorang pujangga, yang pandai merangkai kata cinta. Aku juga bukan seorang pengusaha, yang pandai menghitung laba. Aku juga bukan seorang buaya, yang gemar mengejar janda. Intinya? Intinya... apa yang akan aku tulis, dan mungkin akan kamu baca disini (itu kalo kamu tidak malas), adalah murni berasal dari buku yang aku baca.
Baik... di buku ini sedikit dijelaskan mengenai otak manusia. Otak bagi makhluk vertebrata (contohnya manusia) itu adalah suatu bagian yang terdapat di dalam kerangka kepala (tengkorak). Otak sering juga disebut sebagai grey matter, beratnya sekitar 1,3 kg. Otak ini adalah pusat yang mengatur segala aktivitas yang bersifat vital bagi keberlangsungan hidup. Misalnya, bergerak, lapar, haus, tidur, dan berkembang biak.
Ditambah lagi, otak juga mengatur semua hal yang bersifat emosional. Contohnya, benci, cinta, marah, senang, sedih. Otak memproses semua sinyal yang diterimanya dari organ-organ lain, dan juga sinyal-sinyal dari luar yang menyentuh tubuh. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan. Yaitu: Cerebrum, Cerebellum, dan Brain Stem.
Cerebrum, adalah bagian yang terbesar (85%). Cerebrum mempunyai area permukaan yang disebut dengan Cortex. Lalu, Cortex dibagi dua bagian, kanan dan kiri. Cerebrum bertanggung jawab untuk mengontrol aktivitas-aktivitas yang bersifat vital. Misalnya berbicara, mencium bau, mendengar, melihat, dan mengingat.
Sedangkan Cerebellum, bertugas mengontrol pergerakan, dan bertindak sebagai pusat reflek yang mengatur koordinasi. Dan Brain Stem, bertugas mengontrol aktivitas yang bersifat pertahanan, atau keberlangsungan hidup. Misalnya makan, minum, tidur, mengatur kebiasaan, aktivitas seksual, dan fungsi penting lainnya. Bagian-bagian otak ini berkomunikasi menggunakan gelombang-gelombang elektrik....
Stop... stop... bang... kiri...kiri... kiri. Ape gunanye sih kite tahu segale macem isi otak ini bang? Ape masih ade hubungannye dengan memaksimalkan kemampuan otak tadi? Ato cuman ingin manjang-manjangin artikel aje? Biar honornye nambah kali?
Ye... kaga lah mpok. Di buku itu kite emang disodorin sedikit cerita mengenai fungsi, dan cara kerja otak. Aye juga ampe pusing ngebacanye. Mengingat, menimbang, aye yang emang kaga punya basic kedokteran. Tapi aye tetep nekat buat ngerti'in maksudnye. Dan kalo aye boleh ngarti'in... ternyate intinya biar kite ngarti cara memaksimalkan kemampuan otak kite nantinye.
Kalo aye boleh menyingkat dan memadatkannye, si penulis buku ini ingin menjelaskan bahwa agar otak kite bisa meningkat kemampuannye, kite perlu melatihnye. Melatih otak? Yep. Kenapa perlu dilatih? Sebab otak itu secara prinsipnye, sama dengan otot. Semakin sering kite melatihnye, semakin ningkat kemampuannye.
Masih ingat bagaimana bagian-bagian otak berhubungan? Dengan gelombang elektrik. Itu artinye, semakin sering kite melatih otak, semakin sering terjadi hubungan, atau komunikasi antar sel-sel yang berada di dalam otak. Semakin sering sel-sel itu berintraksi, semakin tinggi pula gelombang elektriknye. Berarti, semakin efektif pula cara kerjanye. Begitu kire-kire mpok...
Antara Otak dan Kreativitas
Kalo kite bisa memisahkan otak dengan bagian tengkorak, maka kite bisa melihat dengan jelas, bahwa sebenarnya otak itu terbagi menjadi dua bagian yang identik, atau sama persis. Kedua bagian ini di pisahkan oleh sebuah jaringan yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antar kedua bagian tadi.
Agar bisa berfungsi secara maksimal, masing-masing bagian otak ini harus bisa menerima input dan menganalisanya. Lalu berbagi informasi dengan bagian lainnya, jika diperlukan. Karena kedua bagian ini bisa berfungsi sendiri-sendiri, membuat manusia mampu untuk memproses dua input secara bersamaan. Kemudian membandingkan atau menggabungkan hasilnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Bagi kebanyakan orang, otak bagian kiri berfungsi untuk menganalisa dan mengatur hal-hal yang bersifat logika. Misalnya mengontrol bahasa, memikirkan hal-hal yang bersifat akademis, logis, etis, dan rasionalis. Sedangkan bagian kanan, mangatur aktivitas yang bersifat intuitif, kreatif, dan leadership.
Misalnya mencari ide, membuat music, atau karya seni lainnya. Pada saat inilah, bagian interface atau penghubung tadi berperan penting. Agar otak bagian kanan bisa berfungsi maksimal, dia memerlukan masukkan atau data. Dan data ini berada pada otak bagian kiri. Agar keduanya bisa berfungsi secara normal, maka, keseimbangan diperlukan.
Maksudnya? Misalnya otak kiri terlalu banyak kemasukan data, atau memproses data terlalu cepat. Akitbatnya, otak bagian kanan tidak sempat memprosesnya secara maksimal. Disisi lain, kurangnya masukan data dari otak kiri akan mengakibatkan keringnya kreativitas. Itulah sebabnya, keseimbangan keduanya diperlukan.
Kreativitas bisa mempunyai banyak arti bagi masing-masing orang. Namun umumnya, kreativitas diartikan sebagai kemampuan secara mental untuk mencari dan menemukan solusi, ide, konsep, ekspresi artistik, teori, atau produk yang unik. Karena mengandung pengertian yang terlalu luas, hal itu membuat kreativitas terlalu sulit, atau bahkan tidak mungkin untuk diukur.
Dua orang ahli matematika dari Prancis, Poincare dan Hadamard mendefinisikan 4 tahap kreativitas:
- Persiapan - Usaha untuk memecahkan masalah secara normal.
- Inkubasi - Tahap dimana kita merasa frustasi, karena metode diatas tidak bekerja, dan memutuskan untuk mengerjakan hal lain.
- Illuminasi - Pemecahan tiba-tiba muncul dari alam bawah sadar.
- Verifikasi - Tahap dimana kita mampu menganalisa, saat jawaban yang dicari ditemukan.
Otak bagian kanan yang mengatur kreativitas adalah bagian yang umumnya paling jarang kita gunakan. Dan karena jarang di gunakan, itu menyebabkan banyak bakat yang masih tersembunyi di dalam diri, dan belum tergali. Sampai kita mau mencoba, kita tidak akan pernah tahu apa yang mampu kita capai.
Sebagai contoh, 1 dari 3 orang di Inggris, sangat ingin menulis novel. Dan nyatanya, hanya sedikit yang berhasil mewujudkannya. Sedang yang lainnya hanya mampu memikirkan keinginan itu. Koq di Inggris? Contoh laen? 1 dari 2 orang pengguna internet, sangat ingin punya website atau blog sendiri. Dan nyatanya? Masih sedikit yang bener-bener mewujudkannya.
Pepatah mengatakan... Pakai baju tanpa motif. Artinye? Kite semua bisa kreatif. However... namun... karena begitu banyak tekanan-tekanan yang harus kita hadapi di alam modernisasi ini, menyebabkan banyak diantara kita yang tidak mampu, atau tidak berani menjelahi talenta dan bakat yang dimiliki.
Writer, blogger, dan artis-artis pada umumnya... adalah mereka yang wajib untuk menggunakan kedua bagian otaknya. Sebabnya? Otak bagian kanan mereka butuhkan untuk membuat sesuatu. Misalnya artikel, novel, buku, lagu, dan karya seni lainnya. Sedangkan bagian kiri, dibutuhkan untuk mengatur atau mengkoordinir segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
So? Bagaimana caranya biar kita bisa kreatif? Menurut buku ini, untuk bisa jadi kreatif, kita harus mau, dan berani membiasakan diri untuk melatih otak bagian kanan. Menyeimbangkan aktivitas antara bagian kiri dengan kanan. Kedengarannya mudah, betul? Salah. Walau sepertinya mudah, tapi untuk melakukannya tidaklah mudah.
Walau tidak mudah, tapi ingatlah... kebanyakan dari kita, tidak pernah akan tahu apa yang mampu kita capai. Sampai akhirnya... kita berani untuk mencoba. Dan saat kita mau mencoba, insting kita akan memberitahu, apakah kita bisa menikmatinya, dan apakah kita memang punya bakat atau tidak.
Jika ternyata sinyal yang kita dapat adalah positif, kita akan melanjutkannya. Dengan terus mempelajari aktivitas yang baru, akan memungkinkan kita untuk mengekploitasi semua potensi yang masih tersembunyi. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Jika memang kamu tertarik, didalam buku ini juga disediakan berbagai test yang dirancang untuk menguji, dan melatih apresiasi kita, terhadap setiap design dari suatu pola. Juga untuk melatih kemampuan kita untuk berpikir secara berseberangan, dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mendapatkan jawaban.
Tapi sayang, artikel ini sudah terlalu panjang. Dan rasanya tidak etis untuk membuatnya menjadi lebih panjang lagi, hingga membosankan banyak pihak. Untuk itu, ijinkanlah kami untuk melanjutkannya, di episode berikutnya. Tungguin ya... jangan lupa untuk menjadi subscriber dari blog ini. Itu untuk menjamin agar kamu tidak akan ketinggalan setiap episode berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar