HAL INI MEMANG BENAR BISA TERJADI DAN MEMANG BCA TIDAK MAU PERDULI … CABANG2 YANG RAMAI AJA BISA TUTUP JAM 14:30 PADAHAL JAM KERJANYA TERTULIS SAMPAI JAM 15:00.
Rabu, 25/07/07 saya ke Griya ATM Bank BCA Pemuda di Semarang (saat saya melakukan dan menutup transaksi tidak ada orang di samping/belakang saya) untuk melakukan 2 kali transaksi yaitu:
1. Pembayaran rekening Halo Telkomsel (jam yang tertera di slip 09:50:18).
2. Pemindahan uang ke rekening sesama BCA (jam yang tertera di slip 09:51:44).
Transaksi di ATM non tunai sudah saya tutup, yang ditandai dengan keluarnya iklan BCA di layar ATM non tunai.
Kemudian saya naik ke dalam Bank BCA untuk mengambil uang tunai di teller BCA. Setelah selesai di-print saya terkejut mendapati ada 2 kali pendebetan di rekening yang tidak saya lakukan. Saya langsung meminta petugas teller, Rhany, supaya segera mengecek transaksi tersebut. Tetapi teller mengatakan bahwa itu bukan wewenang teller.
Bukannya saya dibantu malah petugas tesebut mengatakan “jangan-jangan ibu lupa”. Saya dipersilahkan langsung ke Customer Service. Penanganan Customer Service yang sangat lamban membuat saya harus menunggu selama 1 jam. Pada saat dilayani, didapatkan bahwa rekening saya kembali digunakan atau dibobol untuk pembelian pulsa Mentari sebesar Rp 1 juta.
Oleh Customer Service saya ditanya kronologis kejadian. Kemudian saya dipersilahkan mengisi keluhan dan rekening saya disarankan untuk ditutup.
Berdasarkan informasi yang saya peroleh diketahui 3 kali transaksi yang tidak saya lakukan merupakan transaksi:
1. Transfer ke rekening BCA atas nama Drs. Adi Nugroho no rek 658.0284696 Rp 20 juta.
2. Transfer ke rekening Bank Permata atas nama Rudy Hartanto Rp 10 juta.
3. Pembelian pulsa ke nomor 085885444797 Rp 1 juta.
Semua nama tersebut di atas tidak ada satu pun yang saya kenal atau pun pernah berhubungan dengan saya. Saya juga meminta agar transfer ke rekening-rekening yang tidak saya kenal tersebut di atas bisa diblokir seepatnya, yang ternyata setelah dicek sudah terlambat. Jumlah uang sudah hilang. Dan saya menanyakan setelah mengisi surat keluhan apakah uang saya bisa kembali? Menurut Customer Service (nama??) “Biasanya uang tidak bisa kembali” (Saya masih di BCA sampai jam 2 sore).
Kamis pagi 26/07/07, saya ke BCA Telogorejo untuk mengurus penutupan rekening. Di sana ditemui pula oleh pimpinan cabang, Bambang yang menanyakan kronologis kejadian yang serupa dengan Customer Service BCA Pemuda. Kesimpulan dari hasil diskusi sementara saat itu mungkin uang dibobol via internet.
Kamis sore 26/07/07, sekitar jam 5 saya ditelepon oleh petugas BCA Pemuda, Ibu Christine yang menyatakan bahwa didapati bahwa transaksi dilakukan lewat internet dan hari itu ada 2 orang yang rekeningnya dibobol.
Jumat, 03/08/07 saya datang ke BCA Telogorejo untuk menanyakan kelanjutan mengenai kasus saya. Karena pimpinan cabang sedang pergi, saya ditemui oleh wakil pimpinan cabang, Ibu Vonny Widjaya. Ibu Vony kemudian menelepon Ibu Christine dan mendapat jawaban bahwa uang saya tidak bisa kembali karena dianggap kelalaian nasabah.
Rabu, 15/08/07, saya mendapat pernyataan resmi dari BCA, uang saya tidak bisa kembali dikarenakan dianggap kelalaian nasabah. Pada hari yang sama pihak BCA menelepon saya, menawarkan diri untuk datang ke rumah, untuk apa? Rencana kunjungan ini mahal sekali ongkosnya, saya harus kehilangan uang saya dulu. Saya akhirnya menolak rencana kunjungan yang tidak jelas tujuannya itu. Karena urusan seperti ini seharusnya diselesaikan di BCA, bukan di rumah nasabah.
Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Halo BCA (saya menelepon Halo BCA pada waktu dan hari yang berlainan) batas pentransferan untuk ATM GOLD adalah Rp 25 juta, sedangkan kartu saya telah digunakan untuk transfer sebesar Rp 35 juta. Bagaimana pertanggungjawaban BCA?
Tidak tertutup kemungkinan bahwa mesin ATM tersebut juga mengalami kerusakan sistem, sehingga walaupun saya sudah mentup transaksi namun format di dalam masih tetap terbuka, sehingga dapat dibobol orang. Karena saya memperoleh informasi bahwa pada hari itu ada customer lain yang mengalami masalah yang sama dengan saya.
Selain itu, putri saya telah menemukan kasus serupa di
http://www.kompas. com/kompas- cetak/0.. .ni/3402695. htm dan Kompas tanggal 27 Agustus 2007 yang menyatakan bahwa ternyata ada kelemahan dalam ATM non tunai bahwa setelah selesai digunakan beberapa menit magnet masih berfungsi sehingga rawan dibobol. Bagaimana tanggung jawab BCA terhadap ketidakamanan ini?
Sudahkah BCA berintrospeksi akan keburukan servisnya? Kalau memang servis BCA dan mesin-mesinnya yang sempurna pasti tidak ada complaint di surat pembaca bukan? Kelambanan Customer Service yang diakui oleh pimpinan cabang, keamanan mesin ATM non Tunai/Tunai BCA, beranikah BCA menjamin kalau mesin tidak pernh rusak? Adakah pihak intern BCA yg terlibat?
Sudahkah BCA bekerja sama dengan Bank Permata untuk melacak account Rudi Hartanto? Drs Adi Nugroho yang tidak saya kenal adalah nasabah BCA, sudahkah dilacak account-nya.
Berdasarkan informasi yang peroleh dari surat pembaca di surat kabar, biasanya dalam mengatasi masalah ini, BCA cenderung untuk tidak peduli, dalam arti BCA hanya akan mengeluarkan surat permintaan maaf dan meminta customer untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi.
Sangat mudah sekali kesalahan dilempar ke customer. Saya sangat kecewa sekali dengan penanganan pihak BCA (pelayan inikah yang saya dapatkan setelah sekian tahun menjadi customer) karena kerugian yang saya alami termasuk besar untuk saya.
Berdasarkan informasi dari pihak intern BCA dan ekstern besar kemungkinan BCA tidak memberikan penggantian kepada customer. “Biasanya uang tidak bisa kembali”. Apakah ini slogan baru? Di mana tanggung jawab BCA? Apakah tanggung jawab itu hanya sebatas selembar kertas permintan untuk berhati-hati.
Pengirim: Liem Ay Tjhoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar