22 Maret 2009

Jangan Sepelekan Gangguan Tidur pada Anak


GANGGUAN tidur, ternyata tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga dapat ditemukan pada si kecil. Untuk itu Moms sebaiknya mengamati dengan baik bagaimana keadaan si kecil saat ia terlelap.

Gangguan tidur seperti mengompol, mendengkur dan mengeretuk gigi, bila tidak dalam pengwasan, bisa berdampak buruk untuk si anak kelak. Apa dan bagaimana cara kita untuk mengantisipasinya?

Berikut ini ulasan dr Rini Sekartini SpA, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo:

Mengompol

Moms kesal karena tadi pagi Dio masih mengompol? Wah, baiknya Moms redam dulu amarah Moms, karena ada baiknya orangtua paham apa dan mengapa ngompol itu terjadi.

Ngompol atau sering disebut dengan nokturnal enuresis ialah pengeluaran urine yang tidak disadari pada saat tidur. Istilah ini juga terkadang digunakan untuk menyebut anak-anak yang gagal mengontrol pengeluaran urine saat mereka terjaga. Ngompol biasa terjadi pada anak-anak hingga mereka menginjak usia 5-6 tahun.

Jenis-jenis enuresis

Enuresis sendiri terbagi dua, enuresis primer dan enuresis sekunder. Di mana, enuresis primer adalah anak berusia 5-6 tahun yang masih mengompol. Sedangkan enuresis sekunder, anak yang pernah "kering" tapi selang beberapa waktu yang lama, mendadak ngompol kembali.

Penyebabnya

Anak yang mengalami enuresis primer, dikarenakan kurangnya latihan toilet training pada masa usia 1-2 tahun, sehingga anak tidak dapat mengontrol keluarnya cairan urine (bladder control).

Sedangkan untuk enuresis sekunder sendiri, disinyalir terjadi lagi karena anak tersebut mengalami stres kejiwaan seperti kecemburuan mendapat adik baru, perceraian orang tua atau mengalami pelecehan seksual.

Bisa pula karena faktor kondisi fisik, seperti terkenanya infeksi saluran kencing, susah buang air besar ataupun karena alergi.

Cara mengatasi

Untuk kasus enuresis, sebaiknya terapi dilakukan pertama kali oleh orangtua. Di mana, hal pertama yang dilakukan adalah ikut memeriksa kondisi fisik anak untuk mengetahui apakah membutuhkan perawatan medis atau tidak.

Jika pemeriksaan kondisi fisik anak hasilnya negatif, maka mulailah perhatikan aspek psikologis sang anak. Selain itu, hal-hal seperti membatasinya minum kala hendak mau tidur, atau membiasakan anak pipis sebelum tidur, ada baiknya Moms lakukan tiap malam.

Kala lain, Anda bisa juga membangunkan anak untuk menanyakan apakah ia mau buang air kecil atau tidak. Dan tak kalah penting, jika satu malam si kecil berhasil tidak ngompol, Moms perlu memberinya pujian agar bisa merangsang semangatnya untuk tidak ngompol lagi esok harinya. Memang, enuresis bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi ada baiknya juga kan bila orangtua turut memberi kontribusi yang besar agar si kecil tidak ngompol lagi?

Mendengkur (sleep apnea)

Mendengkur atau apnea ternyata bisa juga dialami oleh buah hati kita. Dan, terjadinya penyempitan pada saluran pernafasan secara periodik ketika tidur lah asal muasal dari suara dengkur tersebut. Untuk itu, Moms harus waspada saat pernafasan si kecil terblokir oleh pembesaran tonsil dan adenoid (kelenjar di tenggorokan, tepat di belakang hidung).

Memang, kelenjar limfa di saluran pernafasan hidung dan tengorokan acapkali membengkak ketika anak flu dan pilek. Akibatnya, aliran udara ke paru-paru pun menjadi tersendat dan si kecil biasanya terlelap dengan nafas yang berat. Tapi bagaimana bila anak tak pilek, tapi tidurnya tetap mengorok? Hati-hati loh Moms, jangan-jangan ia mengalami sleep apnea.

Kenali gejalanya

Bila anak "mengorok" dan "cegukan" lebih sering kala tidur, bisa jadi ia terkena sleep apnea. Berhentinya proses bernafas sementara waktu ketika anak ngorok, dan diiringi nafas yang berisik sehingga anak pun terkadang terbangun dari tidur, adalah pertanda awal dari gangguan tidur itu.

Belum lagi saat si kecil ngorok, tiba-tiba diam dan berhenti untuk berusaha mengambil nafas. Saat itu otot leher dan perut tegang, anak pun seperti tercekik dan terengah-engah mencari nafasnya.

Hati-hati mendengkur bisa permanen

Kepermanenan apnea haruslah mendapat perhatian lebih dari Moms. Karena dampak dari apnea bisa memengaruhi perkembangan sang anak. Saat siang hari, ia akan sering mengantuk, sakit kepala dan sulit berkonsentrasi.

Untuk itu, bila si kecil mengalami ganguan mendengkur yang cukup serius, perlu segera mendapat penanganan medis. Mungkin saja ditemukan tonsil atau adenoid pada anak sehingga membuatnya mendengkur. Tonsil itu harus segera diangkat. Operasi ini, di samping membuat anak bisa bernafas secara normal, juga akan mengurangi atau menghilangkan frekuensi terkena pilek, flu, infeksi telinga kronis, atau mata berair, yang biasanya dialami anak berkaitan dengan problem tonsil ini.

Jadi Moms, jika ngorok anak berkaitan dengan penyakit tertentu atau alergi, tanyakan kepada dokter anak cara terbaik yang bisa dilakukan. Jika penyebabnya flu, tentu saja sembuhkan penyakitnya. Tapi jika penyebabnya alergi, gunakan pembersih udara, buatlah ruangannya bebas hewan peliharaan, monitoring apa yang anak makan atau berikan obat-obatan yang bisa membantu.

Mengerat (bruxism)

Pernah mendengar si kecil seperti mengerat kala tidur? Wah, ada baiknya Moms beri perhatian penuh pada si kecil. Karena rupanya ia mengalami bruxism, yaitu mengeretuk gigi kala tidur.

Belum diketahui penyebabnya

Meski hampir 30 persen anak berusia di bawah lima tahun mengalami bruxism, gangguan tidur yang satu ini memang belum ditemukan dengan pasti mengapa bisa terjadi.

Pergerakan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang ini pun belum ditemukan penyembuhannya, karena sebagian besar anak yang mengalami bruxism akan hilang sendiri kebiasaan mengeratnya. Kecuali jika si anak kelak masih menggerutuk gigi hingga ia besar, maka perlu diantisipasi sebab lama kelamaan gigi anak bisa terkikis atau aus. Sehingga anak perlu memakai suatu alat yang melapisi giginya sehingga letak giginya menjadi teratur.

Bagaimana mengatasinya?

Meski akan hilang sendiri kebiasan mengerat itu, ada baiknya Moms membantu proses penyembuhannya dengan cara membangunkan si kecil jika ia mulai "mengkreot-kreotkan" kedua sisi gigi gerahamnya tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar